Manajemen Pendidikan Khusus di Sekolah Luar Biasa Untuk Anak Autis (2024)

K e l o l a

Jurnal Manajemen Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana jurnalkelola@gmail.com

e-ISSN 2549-9661 Volume: 5, No. 2, Juli-Desember 2018 Halaman: 196-204

196

Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.

197 mengembangkan diri secara optimal sesuai

dengan bakat dan kemampuannya (Mailani, 2018).

Perhatian pemerinah terhadap masalah pendidikan, pemerintah masih terasa kurang.

Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit (Widodo, Waridin, & Maria, 2011). Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan Undang undang di bidang pendidikan masih terasa kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita ke depannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten (Mantja, 2016).

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh (Wardani, 2017).

Artinya, kita tidak hanya memperhatikan pada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas sumber daya manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita.

Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai (Hidayat, 2012). Dengan terbengkalainya program wajib belajar mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global (Maamarah, 2016). Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka dibutuhkan suatu solusi yang bisa mengatasinya. Salah satu solusi tersebut yaitu adalah diperbaikinya sistem manajemen pendidikan di satuan-satuan pendidikan (Wati, 2014).

Manajemen pendidikan adalah sebuah proses yang dilaksanakan secara sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran serta mencapai tujuan pendidikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan organisasi (Maria & Sediyono, 2017). Fungsi pokok manajemen pembelajaran adalah perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan (Sa'ud dan Sumantri dalam Maria & Sediyono, 2017).

Semua satuan pendidikan di Indonesia harus memiliki manajemen pendidikan yang baik tak terkecuali bagi sekolah luar biasa (SLB).

Berbeda dengan satuan pendidikan regular, istilah manajemen pendidikan di sekolah luar biasa disebut dengan manajemen pendidikan khusus, yaitu manajemen sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu anak-anak yang menyandang kecacatan tertentu (disable children) baik secara fisik, mental dan emosional maupun yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pendidikannya (children with special educational needs) (Suparno, 2007). Anak berkebutuhan khusus terbagi menjadi beberapa jenis ketunaan antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan autis.

Autis adalah kelainan perkembangan saraf kompleks yang ditandai dengan adanya masalah dalam interaksi sosial, komunikasi, minat terbatas, dan perilaku stereotip berulang (Siniscalco, Cirillo, Bradstreet & Antonucci, 2013: 4261). Biasanya anak autis kurang minat untuk melakukan kontak sosial dan tidak adanya kontak mata. Selain itu, anak-anak autis memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan terlambat dalam perkembangan bicaranya. Ciri lainya nampak pada perilaku yang stereotype seperti mengepakkan tangan secara berulang-

198

ulang, mondar-mandir tidak bertujuan, menyusun benda berderet dan terpukau terhadap benda yang berputar dan masih banyak lagi ciri autis yang tak dapat disebutkan di sini karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda (Yuwono, 2012:15).

Di Indonesia, sekolah khusus bagi siswa autis disebut Sekolah Luar Biasa Autis. Salah satu sekolah khusus bagi siswa autis yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis MAC yang berlokasi di kota Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Di sekolah tersebut, disediakan layanan pendidikan dan terapi bagi siswa-siswi autis. Penanganan yang disesuaikan dengan kondisi anak, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa autis. Keadaan siswa autis yang unik dan berbeda dengan siswa regular pada umumnya, menyebabkan penangannya memerlukan cara yang khusus, begitu pula dalam melakukan manajemen pendidikannya. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan khusus di salah satu Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar. Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan dua guru di SLB tersebut. Alat pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan Analisis Model Interaktif Miles dan Huberman. Ada tiga langkah pada model ini, yaitu reduksi data, tampilan data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Reduksi data berarti meringkas, memilih poin penting, fokus pada masalah dan mencari temanya. Setelah dikurangi, langkah selanjutnya adalah menampilkan data. Langkah ketiga dalam menganalisa penelitian kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuannya (Prakosa, Salim & Sunardi, 2018:

58).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Perencanaan Pendidikan

Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar, melakukan perencanaan pendidikan pada awal awal semester, setelah dilakukan asesman kemampuan anak oleh guru.

Perencanaan dibuat di sekolah dengan melibatkan berbagai pihak. Setiap anak memiliki kondisi,kemampuan serta kebutuhan yang berbeda-beda. Hal ini yang mendasari diterapkannya IEP (Individual Educational Program) di Mitra Ananda. Di dalam IEP ini materi penanganan dimulai dari apa yang dapat dilakukan oleh anak. Program pembelajaran yang dikombinasikan dengan program terapi ditentukan setelah dilakukan serangkaian assessment / analisa kebutuhan yang melibatkan berbagai profesi yaitu dokter anak, psikolog/psikiater, guru dan terapis (fisioterapis, okupasi terapis, speech terapis).

Perencanaan program sekolah disusun oleh pengurus Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar dan Yayasan dan sekolah menganggap bahwa perencanaan ini merupakan suatu hal yang penting karena sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan pendidikan bagi siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar, agar terprogram secara sistematis. Adapun rencana sekolah bagi peserta didik pada tahun ajaran 2017/2018 secara umum adalah sebagai berikut.

a. Tersusunnya Program Pendidikan Individual (PPI) untuk setiap siswa

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara invidual dan klasikal

c. Melaksanakan kegiatan terapi sebagai penunjang keberhasilan program pendidikan/belajar siswa

Manajemen Pendidikan Khsusus di SLB Autis Mitra Ananda Colomadu | Gangsar A. Daroni, dkk.

199 d. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler

sekolah dalam bentuk pendidikan kesenian Tari dan melukis

e. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sekolah dalam bentuk pendidikan kesenian Tari dan melukis

f. Melaksanakan bimbingan ketrampilan hidup sehari-hari

g. Melaksanakan kegiatan ‘Outing” / Familiy Gathering untuk melatih anak mengenal lingkungan dan sosialisasi dalam bentuk rekreasi bersama

h. Melaksanakan kegiatan ujian Tengah Semester (UTS) / dan Ujian semester serta ujian Akhir semester kenaikan kelas

i. Menyelenggarakan Sarasehan/Seminar orangtua anak berkebutuhan khusus

j. Menyelenggarakan kegiatan Pameran hasil Karya anak

k. Menyelenggarakan Workshop peningkatan SDM bagi tenaga Guru dan terapis

l. Mengirimkan guru untuk mengikuti kegiatan seminar dan pelatihan yang relevan dengan ketugasannya

m. Menyelenggarakan/Mengikuti kegiatan peringatan hari Penyandang cacat Internasional (HIPENCA)

n. Pembuatan Ruang terapi musik dan pembenahan administrasi sekolah.

Perencanaan pembelajaran dievaluasi dalam jangka 3 bulan sekali dan 6 bulan sekali oleh guru dan terapis. Perencanaan program sekolah disesuaikan dengan kurikulum dan kebutuhan pendidikan siswa, dan dievaluasi setiap satu tahun sekali.

Pengorganisasian

Guna menjalankan fungsi pengorgani- sasian, maka terdapat struktur organisasi yang terbentuk di Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar. Sekolah Luar Biasa ini, merupakan Sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Swasta. Selain itu terdapat perkumpulan orang tua siswa yang bernama POSMA (Perkumpulan Orang tua Siswa Mitra Ananda). Perkumpulan ini bertujuan untuk

mempererat silaturahmi antar orang tua siswa di Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar dan mempermudah komunikasi antara orang tua siswa dengan sekolah terakit dengan pelaksanaan pembelajaran bagi siswa- siswi di sekolah.

Struktur Kepengurusan Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar terdiri dari: (a) KetuaYayasan, (b) Kepala Sekolah, (c) Tata Usaha, (d) Bendahara Sekolah, (e) Wakil Kepala Sekolah, (f) Guru / Terapis. Adapun masing-masing fungsi dari setiap stuktur organisasi yaitu sebagai berikut.

a. Kepala sekolah melakukan kegiatan managerial sekolah, sebagai pemimpin di sekolah.

b. Wakil Kepala Sekolah: Membantu kepala sekolah melaksanakan kegiatan managerial sekolah.’

c. Bendahara: Mengelola keuangan di sekolah.

d. Tata Usaha: Menjadi Operator Sekolah dan pelaksana teknis penyelenggaraaan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah

e. Guru dan terapis: Melaksanakan pembelajaran dan terapi bagi siswa-siswa di sekolah.

f. Agar dapat melaksanakan organisasi dengan harmonis dan baik, cara sekolah mengatur organisasi yaitu dengan cara bekerja secara professional sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing, melakukan rapat rutin setiap sebulan sekali untuk melakukan evaluasi kerja. Kepala sekolah berperan sebagai pengatur organisasi agar dapat berjalan dengan harmonis dan baik. Apabila terjadi suatu konflik, sekolah menanganinya dengan cara melakukan musyawarah bersama.

Pelaksanaan Pendidikan

Fungsi pelaksanaan pendidikan Sekolah Luar Biasa Autis di Kabupaten Karanganyar, dilaksanakan oleh guru dengan bantuan terapis.

Menurut sumber, pelaksanaan pendidikan telah berjalan cukup baik, namun masih mengalami

Manajemen Pendidikan Khusus di Sekolah Luar Biasa Untuk Anak Autis (2024)

References

Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Virgilio Hermann JD

Last Updated:

Views: 5855

Rating: 4 / 5 (61 voted)

Reviews: 92% of readers found this page helpful

Author information

Name: Virgilio Hermann JD

Birthday: 1997-12-21

Address: 6946 Schoen Cove, Sipesshire, MO 55944

Phone: +3763365785260

Job: Accounting Engineer

Hobby: Web surfing, Rafting, Dowsing, Stand-up comedy, Ghost hunting, Swimming, Amateur radio

Introduction: My name is Virgilio Hermann JD, I am a fine, gifted, beautiful, encouraging, kind, talented, zealous person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.